Tidak hanya indah sebagai kota yang memadukan gaya vintage dengan sentuhan art deco, Bandung dan sekitarnya juga terkenal akan pesona alam yang indah dan tak mudah dilupakan.
Saat Anda mulai jenuh dengan hiruk-pikuk ibukota, datanglah ke Bandung dan sekitarnya untuk menikmati keindahan alam di sana.
Atau mungkin Anda malas membayangkan berkunjung ke tempat-tempat yang selalu dipadati turis di Bandung? Mungkin beberapa atraksi alam di bawah ini akan mengubah cara Anda menikmati liburan di Bandung dan sekitarnya.
Dari Lembang, Garut, Pangalengan sampai Cipatat, inilah 18 tempat wisata alam di sekitar Bandung di mana Anda bisa bersantai sejenak untuk meredakan stres.
1. Grand Canyon mini di Garut: Leuwi Jurig
Dalam Bahasa Sunda, ‘Leuwi Jurig’ berarti ‘Kolam Setan’. Konon, mandi di sini bisa membebaskan Anda dari jeratan semua ilmu hitam. Namun jangan sampai nama yang menyeramkan serta latar belakang mistis tersebut membuat Anda enggan berkunjung ke sini, karena Leuwi Jurig menyuguhkan keindahan yang tak kalah dengan Grand Canyon di Amerika.
Pemandangan air sungai jernih yang diapit dinding bebatuan raksasa siap membius Anda dengan keindahannya.
Perpaduan antara warna air yang memancarkan semburat rona kehijauan laksana zamrud, tampak kontras dengan warna kelabu dari dinding batu seolah membuat Leuwi Jurig tampak seperti sungai-sungai yang ada di belahan bumi lain.
Dan asyiknya, meski akses untuk menuju ke sungai ini termasuk mudah, rupanya masih belum banyak orang yang tahu akan keberadaannya. Sehingga Anda bisa bebas berenang atau berfoto dengan background memikat ini tanpa banyak gangguan.
Leuwi Jurig
Lokasi: Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut
Cara ke Sana: Dari arah Bungbulang, Leuwi Jurig berada tak jauh dari Sasak Rumpit/Jembata Rumpit, jembatan pertama yang akan Anda lewati setelah PLTMH Cirompang Bungbulang. Tepatnya, melalui gapura sebelum jembatan.
2. Bergelantungan bak Spiderman: Tebing Gunung Hawu
Gunung ini mempunya daya tarik sendiri dibanding gunung-gunung lain. Di sinilah mimpi Anda menjadi superhero bisa terwujud. Dan di sini pula Anda akan ‘bergelantungan’ dengan cara yang berbeda!
Untuk para penggemar sunrise, Tebing Gunung Hawu siap memanjakan Anda dengan pemandangan indah dari saat matahari terbit menjelang pagi. Anda bahkan bisa menyaksikan pemandangan keren ini sambil tiduran di hammock yang digantung di antara dua tebing. Sudahkah adrenalin Anda menari-nari mendengarnya?
Aktivitas hammock ini dipopulerkan oleh beberapa warga setempat untuk menarik minat para pengunjung , sekaligus untuk melindungi Gunung Hawu dari jamahan para penambang batu kapur.
Gunung ini juga memiliki sebuah lubang besar yang bisa Anda lihat di tengahnya. Inilah mengapa gunung ini diberi nama “Hawu” yang berarti “tungku (untuk memasak)” dalam bahasa Sunda.
Mumpung sedang di sana, rasanya sayang jika melewatkan kesempatan mengambil foto di lokasi unik ini, bukan? Kalau Anda beruntung, Anda mungkin bisa menangkap momen saat sinar matahari menyelinap lewat lubang besar tadi dan menciptakan sebuah pemandangan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Tebing Gunung Hawu
Tiket Masuk: Gratis. Biaya untuk wahana hammock adalah Rp150.000 dan panjat tebing adalah Rp100.000
Cara ke Sana: Tebing Gunung Hawu berlokasi di belakang Tebing Citatah, gunung batu kapur Singgalang. Diperlukan waktu 30 menit untuk trekking ke sini. Namun bisa juga diakses dengan kendaraan beroda empat.
Jam Operasional: 08.00 – 18.00
3. Surga tersembunyi tempat mandi para bidadari: Sanghyang Heuleut, Cipatat.
Berlokasi di kawasan Cipatat, sebelah Barat Bandung, Sanghyang Heulang merupakan sebuah kolam/laguna kecil yang dikeliling oleh tebing-tebing putih, hutan yang rimbun dan juga air terjun yang menjadi sumber airnya.
Air di sana mengalir langsung ke arah Sungai Citarum yang juga jadi bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Dari penelusuran geografis yang telah dilakukan, Sanghyang Heuleut dipandang sebagai kolam yang sudah ada sejak jaman prasejarah.
Menurut legenda, konon kolam yang tersembunyi ini adalah tempat mandinya para bidadari dari kayangan.
Makanya tak heran kalau tempat ini dinamai “Sanghyang” yang artinya “suci” dan “heuleut” yang berarti “selang antara 2 waktu/dunia” untuk menggambarkan betapa sucinya tempat pemandian para makhluk dari alam lain tersebut.
Sanghyang Heuleut mengeluarkan aura tak terbantahkan sebagai bukti bahwa tempat ini memang tempat yang mistis dengan keindahan yang sulit digambarkan dengan kata-kata.
Keindahan yang harus Anda saksikan sendiri dengan mata kepala.
Sanghyang Heuleut, Cipatat.
Cara ke Sana: Cara termudah adalah dengan menggunakan ancer-ancer PLTA Saguling. Sanghyang Heuleut terletak hanya 5km dari sana. Ada pipa utama berukuran besar yang dapat menjadi patokan bagi Anda untuk mulai berjalan. Pergilah ke arah hutan, berlawanan arah aliran sungai, sekitar 1 km. Anda kemudian akan melewati Gua Sanghyang Poek. Dari situ, Anda hanya perlu menempuh 2km lagi untuk tiba di Sanghyang Heuleut.
Saat ini tak ada biaya masuk yang dikenakan untuk pengunjung, namun Anda perlu membayar parkir sekitar Rp8000,-.
4. Gunung batu yang dramatis: Gunung Batu, Lembang
Berlokasi di dataran tinggi Bandung menjadikan Lembang sebagai tujuan sempurna bagi para penyuka wisata gunung. Bila Anda tertarik untuk menguji adrenalin, maka Gunung Batu adalah pilihan yang tepat.
Sesuai dengan namanya, struktur Gunung Batu didominasi banyak batu-batu besar dari permukaan sampai ke puncaknya.
Sebagai salah satu gunung tertinggi di Lembang, dari sini akan tampak jelas pemandangan gunung-gunung lain, seperti Tangkuban Perahu, Gunung Putri, Bukit Tunggul dan Palasari.
Hal ini sekaligus menjadi kelebihan dari Gunung Batu. Tak hanya itu saja, gunung ini juga menjadi lokasi kemping terbaik untuk menyaksikan sunsrise.
Gunung Batu, Lembang
Cara ke Sana: Pergilah ke Pasar Lembang menggunakan bis atau angkutan umum. Dari situ jaraknya hanya sejauh 3km saja (Gunung Batu bahkan sudah terlihat dari sini). Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum yang lewat tiap 15 menit sekali, ojek, atau delman. Biayanya murah kok, kurang dari Rp10.000,- per orang. Setibanya di area di mana kendaraan tak dapat lagi masuk, Anda tinggal mendaki selama kira-kira 20 menit untuk mencapai puncak.
5. Menelusuri “Si Duo Maut”: Gua Sanghyang Tikoro & Sanghyang Poek, Cipatat.
Selain Sanghyang Heuleut, Sanghyang Tikoro dan Sanghyang Poek adalah bagian yang juga menarik di kawasan Cipatat atau PLTA Saguling.
Kedua gua ini berlokasi di satu area yang sama di mana terdapat aliran air jernih dan pemandangan sekitar yang sangat indah.
Sanghyang Tikoro, yang berarti ‘rongga suci’, adalah sebuah gua dengan sungai yang mengalir di dasarnya.
Tempat ini dipercaya terbentuk dari lava yang membeku saat terjadi letusan gunung berapi dan membentuk gua berstalaktit.
Sedangkan Sanghyang Poek berjarak 15 menit dari Tikoro dan lebih populer di kalangan pengunjung. Tempat ini berbeda dari yang lain karena memiliki lansekap miring/diagonal.
Sesuai namanya (‘poek’ dalam bahasa Sunda berarti ‘gelap’), begitu masuk ke dalam gua ini Anda akan langsung diselimuti oleh keadaan gelap gulita hingga mencapai ujungnya.
Kalau Anda suka tantangan, maka kedua gua ini tak boleh dilewatkan!
Gua Sanghyang Tikoro & Sanghyang Poek, Cipatat
Cara ke Sana: Dari Kota Bandung, arahkan kendaraan menuju Padalarang hingga kawasan Rajamandala. Teruskan perjalanan hingga menemukan pintu gerbang PLTA Saguling. Di sekitar PLTA ada 2 tempat parkir yang dikelola penduduk. Dari situ lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar